Science Of Fools
Image by Aries ELavo -

Jumat, 28 Agustus 2015

MAKALAH PENGANTAR SOSIOLOGI

Lama sekali saya tak posting.. ya berhubung kesibukan sehari-hari yang kian menyita waktu. sekali ada waktu di suruh ngerjain tugas punya adek -_- dasar pemalas juga.. ya mungkin daripada ke hapus karena mau di install ulang Laptopnya mending saya Posting tugas nya,,,



====================================================================


MAKALAH PENGANTAR SOSIOLOGI
Terbuangnya Alokasi Kurikulum 2013 oleh Pemerintah dengan Kurangnya Kesejahteraan Guru Sukarelawan di Pandeglang
Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah Pengantar Sosiologi
Dengan dosen pengampu:
Rizki Setiawan, M.Sosio

                                    










DISUSUN OLEH :
FACHRI HAFIDZIKRI




JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014





Terbuangnya Alokasi Kurikulum 2013 oleh Pemerintah dengan Kurangnya Kesejahteraan Guru Sukarelawan di Pandeglang


Latar Belakang Masalah
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 menyatakan bahwa negara Indonesia akan mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi pada kenyataannya sangat berbeda, negara yang menyatakan akan mensejahterakan kehidupan bangsa, malah terbalik menjadi, menyengsarakan rakyat. Terbukti, banyaknya sarjana-sarjana muda lulusan dari fakultas pendidikan  yang belum menjadi guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) tetapi masih menjadi guru sukarelawan dengan gaji yang sangat rendah. Hal ini di sebabkan karena selalu ada seleksi CPNS setiap tahun. Khususnya guru, seleksi yang dilaksanakan oleh pemerintah tidak sesuai dengan keahliannya, semua lulusan bisa menjadi guru. Seperti sarjana ekonomi yang menjadi guru matematika. ini menyebabkan sarjana dari lulusan keguruan harus bersaing dengan jutaan para CPNS lainnya yang akan mengikuti test.
Di pandang dari sisi management keadaan pendidikan di Indonesia masih kurang baik, tidak mampu memperkirakan apa saja yang akan terjadi di masa yang akan dating, tidak seperti negara tetangga seperti singapura, di Indonesia setiap pergantian presiden selalu berganti kurikulum, itu sangat membebani, alokasi dana yang pemerintah berikan sangat fantastis. Bahkan berteriliunan, buktinya saja alokasi dana dari pemerintah untuk penetapan kurikulum 2013 tidak kurang dari 2,5 triliun, mirisnya penetapan kurikulum 2013 tidak berjalan secara epektif dan di cabut kembali, dana yang di keluarkan pemerintah terbuang sia-sia, sedangkan kesejahteraan guru sukarelawan amat sangat menyedihkan. Mereka menjadi guru sukarelawan dengan gaji yang sangat rendah yaitu sebesar Rp.350.000; / 1 bulan, sedangkan kebutuhan seperti makan dan teransfortasi mereka tanggung sendiri, itu sangat minim.
            Masalah ini pun menjadi gambaran pemerintah tidak mampu mengatur sistem pendidikan. Pemerintah belum berani mengangkat para guru sukarelawan yang sudah mengabdi lebih dari 5 tahun untuk di angkat menjadi PNS.

Rumusan Masalah
1.      Kenapa pemerintah mengadakan seleksi PNS setiap tahun, khususnya untuk menjadi guru dan mengapa meloloskan para sarjana yang bukan dari lulusan keguruan lolos untuk menjadi guru?
2.      Mengapa pemerintah tidak menetapkan UMR sekala nasional kepada guru sukarelawan?




Kasus
Terbuangnya Alokasi Kurikulum 2013 oleh Pemerintah dengan Kurangnya Kesejahteraan Guru Sukarelawan di Pandeglang

            Para sarjana pendidikan yang menjadi guru sukarelawan di sekolah-sekolah dasar di daerah kabupaten Pandeglang mayoritas masih berusia sangat muda 25 s.d 30 tahun, mereka mengaku sudah mengajar lebih dari 5 tahun, selama mengajar mereka mendapatkan gaji yang sangat kecil Rp.350.000; setiap bulan, dalam penelitian yang saya lakukan secara lansung kepada beberapa guru sukarelawan, mereka mengeluhkan pemerintah belum mampu mensejahterakan guru-guru di Indonesia walaupun adanya sertifikasi itu hanya di rasakan oleh para PNS saja sedangkan kami tidak bisa merasakan sertifikasi karena kami bukan PNS, seharusnya pemerintah bersungguh-sungguh untuk bisa mensejahterakan para guru sukarelawan seperti kami bersungguh-sungguh mengajar para siswa1.
Para guru sukarelawan hanya mendapatkan gaji sebesar Rp.350.000; dengan biaya makan dan transfortasi di tanggung sendiri, mengaku sangat kekurangan. Saat penelitian yang saya lakukan kepada guru sukarelawan yang lainnya, ia sudah berumah tangga dengan tanggungan satu istri yang sedang mengandung dan sebentar lagi akan melewati proses persalinan, ia mengaku belum memiliki uang pegangan untuk proses persalinan nanti karena gaji yang ia dapatkan sangat kecil, terlebih lagi ia berumah tangga di luar kabupaten Pandeglang, yakni di kota Serang. Dengan pendapatan yang tidak besar di tambah rumah yang jauh membutuhkan biaya transfortasi yang besar itu akan lebih mengurangi pendapatannya, ketika saya menyarankan untuk membeli rumah di Pandeglang, ia mengatakan jangankan untuk membeli atau mengontrak rumah di Pandeglang, untuk sehari-hari saja saya kekurangan bahkan saya sering meminjam uang kepada para guru PNS jika ada kebutuhan mendadak seperti acara siraman tujuh bulanan istri saya2.

Kejadian ini sangat menggelitik hati dalam keadaan para guru sukarelawan yang bisa dikatakan sedang dalam kesengsaraan, pemerintah malah berusaha memperbaharui kurikulum pendidikan yang menghabiskan dana sangat besar dan tidak efektif pula, uang secara percuma hilang, jika saja anggaran tersebut di gunakan untuk mensejahterakan para guru sukarelawan yang sangat membutuhkan biaya pasti akan lebih bermanfaat.
Para guru sukarelawan mengaku jika mereka ingin sedikit mendapatkan tambahan    penghasilan mereka harus bekerja lagi setelah mengajar. Maksudnya, mereka menjadi operator komputer untuk mengerjakan laporan-laporan yang tidak sempat para PNS kerjakan, belanja kebutuhan peralatan dan perlengkapan sekolah. dari mengerjakan pekerjaan tambahan seperti membuatkan laporan-laporan itu mereka mendapatkan pendapatan tambahan, setidaknya untuk membiayai keluarganya di rumah.
Pemerintah tidak terlihat peranannya dalam hal mensejahterakan rakyat, selalu menganggarkan biaya yang sangat besar dan tidak mendapatkan hasil yang besar, semua rencana-rencana yang di canangkan tidak pernah berjalan secara sempurna, jangankan untuk mencapai sempurna untuk mendekatinyapun sangat sulit, malahan dikatakan masih belum setengahnya, buktinya saja pemerintah mencanangkan kurikulum 2013 yang di gadang-gadang akan membuat para siswa-siswi akan menjadi lebih mandiri, aktif dan kreatif. Buktinya belum sampai satu tahun kurikulum itu di tarik kembali karena gurunya saja belum paham sepenuhnya teori-teori akademi dalam kurikulum 2013.
Pemerintah belum berani menetapkan UMR sekala nasional bagi para guru sukarelawan, hal ini menyebabkan para guru sukarelawan yang ada di pandeglang mendapatkan pendapatan yang sangat kecil karena pendapatan kabupaten Pandeglang yang masih rendah, para guru sukarelawan mendapatkan uang tambahan dari sumbangan guru PNS yang ada di tempat mereka mengajar. Yakni bendahara sekolah memotong gaji guru PNS sebesar Rp.50.000/1 guru secara ikhlas. Dari situ saya mendapatkan uang tambahan lagi3   


Selain ketidak adilan  pemerintah untuk mendapat bayaran yang seharusnya sesuai dengan kerjanya, mereka pun mendapatkan tekanan mental dan harus memiliki kesabaran yang kuat karena  mereka bekerja dari pagi sampai sore tetapi pendapatan yang mereka dapatkan sangat kecil. Para guru sukarelawan sangat membutuhkan bantuan pemerintah, seperti jaminan kesehatan, jaminan kesejahteraan dan lainnya itu sangat mereka butuhkan, pengabdian yang mereka lakukan harusnya sebanding dengan gaji yang mereka dapatkan.
Seharusnya para guru sukarelawan yang sudah mengabdi lebih dari 3 tahun secepatnya di angkat menjadi PNS agar kesejahteraan mereka terjamin. Program seleksi CPNS semestinya sesuai dengan keahliannya agar semuanya berjalan baik.




Pembahasan

Analisis kasus dengan Teori social konflik
Karena sumbangsihnya menjadi pembela kaum buruh untuk mempertahankan hak dan kebebasan mereka yang sebelumnya selalu menjadi ‘kuda tunggangan’ bagi kaum kapitalis, Karl Marx (1818-1883) menduduki tangga ke dua puluh tujuh dari seratus tokoh yang berpengaruh dalam sejarah4. kutifan ini menurut pandangan saya sangat menarik untuk di samakan dengan guru sukarelawan. Karena para guru sukarelawan tersebut masih di pandang seperti seorang buruh oleh paemerintah, buktinya saja pendapatannya di sesuaikan dengan pendapatan perdaerahnya, ini menyebabkan para guru tersebut sangat kekurangan pendapatannya.
Berdasarkan kenyataan di atas, kedua kelas berbeda memiliki fungsi sosial yang berbeda-beda yaitu kelas bourgeois yang memiliki alat-alat produksi dan menguasai proses produksi secara keseluruhannya, sedangkan kelas proletariat juga dianggap sebagai ‘objek’ dalam proses produksi dengan menjual ‘tenaga kerja’ mereka dan mengenakan gaji atau upah yang rendah5. Pemerintah sebagai kaum penguasa yang memiliki wewenang-wewenang secara keseluruhan. Sedangkan para guru sukarelawan dianggap sebagai kelas kaum buruh yang dianggap sebagai objek utama dengan menjual tenaganya dengan di bayar menggunakan gaji yang kecil nominalnya.





Penegasan
            Menurut pendapat saya tentang permasalahan yang di bahas dalam Essay ini  melibatkan dua pihak, baik pihak yang menjadi korban maupun pihak yang menjadi pelaku. Para guru sukarelawan membutuhkan kesejahteraan sedangkan pemerintah sangat acuh kepada keinginan para guru sukarelawan yang sudah mengabdi selama bertahun-tahun, ini menyebabkan permasalahan yang sangat serius. Solusi yang tepat menurut saya angkat mereka menjadi PNS  hentikan seleksi CPNS yang di angkat tiap tahun sampai semua para guru sukarelawan sudah menjadi PNS.




Daftar Pustaka :
Sumber buku
Hart, M. H. 1993. 100 A Ranking of the Most Influential Person in History. New York : A Citadel Press Book.
McLellan, D. 1977. Karl Marx: Selected Writing. London : Oxford University.



Sumber wawancara
Dilakukan dengan beberapa guru sukarelawan dan guru PNS



 [1] Sumber wawancara secara langsung dengan guru sukwan berinisial O
2 Sumber wawancara secara langsung dengan guru sukwan berinisial S  sudah berumah tangga
3. hasil wawancara secara langsung dengan guru PNS berinisial A S
[3] Hart, M. H. 1993. 100 A Ranking of the Most Influential Person in History. New York : A Citadel Press Book.
4 McLellan, D. 1977. Karl Marx: Selected Writing. London : Oxford University.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar