Science Of Fools
Image by Aries ELavo -

Jumat, 28 Agustus 2015

Pengertian Kebudayaan

LATAR BELAKANG KEBUDAYAAN
Cara hidup manusia dengan berbagai sistem tindakan di jadikan sebagai objek penelitian dan analisis oleh ilmu antropologisehingga aspek belajar merupakan aspek pokok. Itulah sebabnya dalam hal memberi pembatasan terhadap konsep “kebudayaan” atau  culture, ilmu antropologi berbeda dengan ilmu lain. Kalau dalam sehari-hari “kebudayaan di batasi hanya pada hal-hal yang indah (seperti candi, tari-tarian, seni rupa, seni suara, kesusastraan, dan filsafat0 saja. Sedangkan dalam ilmu antropologi lebih luas sifat dan ruang lingkupnya.
Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, da hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang di jadikan milik diri manusia dengan belajar.[1]
Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah “kebudayaan” karena hanya sedikit tindakan manusia dalam kehidupan masyarakat yang tidak perlu di biasakan dengan belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri, beberapa refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan membabi buta. Bahkan berbagai tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang membawa dalam gen bersama kelahirannya (seperti makan, minum, dan berjlan dengan kakinya), juga di rombak olehnya menjadi tindakan berkebudayaan.
Definisi yang menganggap bahwa “kebudayaan” dan “tindakan kebudayaan” itu adalah segala tindakan yang harus di biasakan oleh manusia dengan belajar (learned behavior), juga di biasakan okeh ahli antropologi terkenal seperti C.Wissler, C.Kluckhohn, A.Davis, atau A.Hoebel. definisi yang mereka ajukan hanya beberapa saja di antara banyak definisi lain yang pernah di ajukan, tidak hanya para sarjana antropologi tetapi juga leh para sarjana ilmu-ilmu lain seperti sosiologi, filsafat, sejarah, kesusastraan,. Sarjana antropologi, A.L.Kroeber dan C.Kluckhohn, pernah mengumpulkan sebanyak mungkin definisi tentang kebudayaan yang pernah di nyatakan orang dalam tulisan, dan ternyata bahwa ada paling sedikit 160 buah definisi. 160 buah definisi itu kemudian mereka analisis, di cari latar belakang, prinsip dan intinya, kemudian di klasifikasikan ke dalam beberapa tipe definisi. Hasil penelitian meneganai definisikebudayaan tadi di terbitkan menjadi buku berjudul: Culture, A Critical Review of Concepts dan Definitions.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Menurut Koentjaraningrat kata “kebudayaan” berasal dari bahasa sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat di artikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Ada sarjana lain yangbmengupas kata budaya sebagai suatu suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang bararti “daya dan budi”. Karena itu merek membedakan “budaya” dan “kebudayaan”. Demikianlah “budaya” adalah “daya dan budi” ynag berupa cipta, karsa, dan rasa. Sedangkan “kebudayaan” adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu. Dalam “antropologi budaya” perbedaan itu di tiadakan. Budaya dan kebudayaan artinya sama saja.
            Bagi seorang ahli antropologi, istilah “kebudayaan” mencakup cara berpikir dan cara berlaku yang telah merupakan ciri khas suatu bangsa atau masyarakat tertentu. Sehubungan dengan itu maka kebudayaan terdiri dari hal-hal seperti bahasa, ilmu pengetahuan, hukum-hukum, kepercayaan agama dll.
Menurut pendapat umum/pandangan masyarakat sehari-hari, kebudayaan adalah sesuatu yang berharga atau baik.
Arkeologi, linguistik, etnologi, subdisiplin, yang akan di bahas sesuatu ini semua berhubungan dengan kebudayaan manusia dan dengan demikian dapat di kelompokkan dalam sebagian luas yang di sebut antropologi budaya. Konsep kebudayaan adalah demikian pentingnya untuk memahami antropologi sehingga perlu satu bab khusus seluruhnya digunakan untuk merumuskan dan mendiskusikannya.[2]
SIFAT SUPERORGANIK KEBUDAYAAN
            Manusia muncul di muka bumi, tentu telah ada benih-benih kebudayaan. Telah ada bahasa sebagai alat komunikasi untuk perkembangan sistem pembagian kerja dan interaksi antara warga kelompok. Ada kemampuan akal manusia untuk menegmbangkan konsep-konsep lama makin tajam, yang dapat disimpan dalam bahasa dan bersifat akumulatif. Mungkin waktu itu sudah ada alat-latnya yang pertama berupa sebatang kayu untuk tongkat pukul dan segumpal batu untuk senjata lempar  kemudian di peruncing sehingga menjadi senjata yang berguna sebagai alat tusuk, alat potong dll. Beribu tahun kemudian dalam evolusi organik tampak perbedaan beragam ras, evolusi kebudayaan mulai bercocok tanam dan kehidupan menetap.
Apabila proseskebudayaan manusia kita bandingkan dengan evolusi organiknya. Dengan cara menggambar dua garis grafik yang sejajar, maka akan tampak bahwa untuk waktu hanya 2 juta tahun kedua garis itu sejajar artinya sama cepatnya. Tetapi pada tempt yang menandakan waktu kira-kira 80.000 tahun lalu di pakai waktu terjadinya homo sapiens, mulai melepaskan diri dari garis evousi organisme manusia. Dengan melalui dua peristiwa revolusi kebudayaan yaitu revolusi pertanian dan revolusi perkotaan, proses perkembangan tampak membumbung tinggi dengan suatu kecepatan yang seolah-olah tidak dapat di kendalikan sendiri, dalam waktu hanya 200 tahu saja melalui peristiwa yang di sebut revolusi industri
Proses perkembangan kebudayaan yang seolah-olah melepaskan diri dari evolusi organik dan terbang sendiri membumbung tinggi ini merupakan proses yang oleh ahli antropologi A.L.Kroeber di sebut proses perkembangan superorganic dari kebudayaan.
WUJUD KEBUDAYAAN
      Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu:
1.      Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan pikiran manusia.
Sistem budaya karena hal tersebut saling berkaitan berdasarkan asas-asas yang erat hubungannya sehingga menjadi relatif mantap dan kontinyu. Sifatnya abstrak, lokasinya da dalam pikiran warga masyarakat tempat kebudayaan bersangkutan itu hidup. Contohnya, jika warga masyarakat menyatakan gagasan mereka tadi dalam tulisan maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan atau buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat bersangkutan. Sekarang kebudayaan ideal banyak yang tersimpan dalam disket, arsip, koleksi microfilm dan microfish, kartu komputer, silinder, dan pita komputer.
Ide dan gagasanmanusia banyak yang hidup bersama dalam suatu masyarakat, memberi jiwa kepada masyarakat itu. Gagasan itu satu dengan yang lain selalu berkaitan menjadi suatu sistem. Para ahli antropologi dan sosiologi menyebut ini sistem budaya atau cultural system.dalam bahasa Indonesia terdapat juga istilah lain yang sangat tepat untuk menyebut wujud ideal dari kebdayaan ini yaitu adat istiadat.
2.      Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas manusia serta tindakan berpola dari manusia dan masyarakat.
Wujud kedua dari kebudayaan ini di sebut sistem sosial atau social system,tentang tindakan berpola dari tindakan manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan dan bergaul dari waktu ke waktu, se;lalu menurut pola-pola tertentu yang berdasar adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas-aktivitas manusia dalam suatu masyarakat, sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-sehari bisa di observasi, di foto, dan di dokumentasi.
3.      Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Aktivitas manusia yang berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya, disebut kebudayaan fisik yang mulai dari benda yang diam sampai benda yang bergerak.
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Unsur-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan di dunia, baik yang kecil, bersahaja dan terisolasi, maupun yang besar, kompleks, dan dengan jaringan hubungan yang luas. Menurut konsep B.Malinwski, kebudayaan di dunia mempunyai tujuh unsur universal, yaitu:

1.      Bahasa
2.      Sistem teknologi
3.      Sistem mata pencaharian
4.      Organisasi sosial
5.      Sistem pengetahuan
6.      Religi
7.      kesenian

Kerangka kebudayaan merupakan dimensi analisis dari konsep kebudayaan yang di kombinasikan ke dalam suatu bagan lingkaran untuk menunjukan bahwa kebudayaan itu bersifat dinamis. Unsur kebudayaan yang universal itu dapat mempunyi tiga wujud kebudayaan yaitu sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik.
Sistem sosial dan sistem budaya merupakan sistem-sistem yang secara analisis dapat di bedakan. Sistem sosial lebih banyak membahas kajian sosiologi, sedangkan sistem budaya banyak di kaji dalam disiplin pengetahuan budaya.
Sistem itu memiliki ciri yaitu:

1.      Fungsi
2.      Satuan
3.      Batasan
4.      Bentuk
5.      Lingkungan
6.      Hubungan
7.      Proses
8.      Masukan
9.      Keluaran
10.  Pertukaran.


SISTEM BUDAYA
Sistem budaya merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat atau bagian dari kebudayaan yang di artikan adat istiadat yang mencakup sistem nilai budaya, norma-norma menurut pranata dalam masyarakat yang bersangkutan termasuk norma agama. Fungsi sistem budaya adalah menata dan memantapkan tindakan serta tingkah laku manusia.[3]
Menurut C.Kluckhon, tiap sistem nilai budaya dalam tiap kebudayaan mengandung lima masalah daar dalam kehidupan manusia yaitu:
1)         Masalah hakikat dari hidup manusia
Ada kebudayaan yang memandang hidup manusia itu suatu hal yang buruk, misalnya kebudayaan yang terpengaruh oleh agama Budha. Kebudayaan yang memandang hakikat manusia itu buruk maka manusia berusaha menjadikannya suatu hal yang baik.
2)      Masalah hakikat dari karya manusia
Ada kebudayaan yang memandang karya manusia hakkatnyabertujuan untuk memungkinkan hidup, kebudayaan lain menganggapnya untuk memberikannya kedudukaan kehormatan dalam masyarakat, sedangkan kebudayaan lain lagi menganggap sebagai suatuu gerak hidup yang harus menghasilkan lebih banyak karya lagi.
3)      Masalah hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang waktu
Ada kebudayaan yang memandang penting masa lampau dalam kehidupan manusia. Orang akan lebih sering menjadikan pedoman tindakannya contoh-contoh dan kejadian-kejadian masa lampau. Sebaliknya, ada kebudayaan yang dimana orang mempunyai pandangan waktu yang sempit, tidak memusingkan diri pada masa lampau atau masa yang akan datang. Ada kebudayaan lain lagi yang mementingkan perencanaan hidup di masa datang.
4)      Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya
Ada kebudayaan yang memandang alam sebagai hal yang dahsyat sehingga manusia pada hakikatnya bersifat menyerah tanpa berusaha banyak. Sebaliknya, ada yang memandang alam sebagai hal yang haus di lawan oleh manusia dan mewajibkan agar menaklukan manusia. Kebudayaan lain lagi menganggap bahwa manusia hanya dapat berusaha mencari keselarasan dengan alam.

5)      Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan seseorang
Ada kebudayaan yang mementingkan hubungan vertikal antara manusia dengan sesamanya, manusia berpedoman kepada tokoh-tokoh atau atasan. Kebudayaan lain lebih mementingkan hubungan horisontal antara manusia dengan sesamanya. Manusia sangat ketergantungan kepada sesamanya. Usaha memelihara hubungan baik dengan sesamanya dianggapp sangat penting dalam hidup. Selain itu ada banyak kebudayaan lain yang tidak membenarkan anggapan bahwa manusia tergantung kepada orang lain. Kebudayaan serupa itu mementingkan individualisme yang menganggap manusia harus berdiri sendiri.

      Menurut Bekker (1984:37) kebudayaan sebagai penciptaan dan perkembangan nilai meliputi segala apa yang ada dalam alam fisik, personal, dan sosial yang di sempurnakan untuk realisasi tenaga manusia dan masyarakat. Usaha membudaya selalu dilanjutkan lebih sempurna lagi dan tak akan terbentur pada suatu batas terakhir. Bukan nilai kuantitatif atau mutu kualitatif tersendiri mengandung kemajuan kebudayaan. Yang menentukan adalah kesatuan, sintesis atau konfigurasi nilai-nilai yang wajar.
Unsur kebudayaan hasil penciptaan dan perkembangan nilai meliputi kebudayaan subjektif dan kebudayaan objektif.
·         Kebudayaan Subjektif
Di pandang dari aspirasi fundamental yang ada pada manusia, nilai-nilai batin dalam kebudayaan subyektif terdapat dalam perkembangan kebenaran kebajikan dan keindahan. Dalam hierarki nilai perwujudannya tampak dalam kesehatan badan, penghalusan perasaan, kecerdasan budi bersama bersama dengan kecakapan untuk mengkomunikasikan hasil pemakaian budi kepada lain-lain serta kerohanian. Kesehatan, gaya indah, kebajikan, dan kebijaksanaan merupakan puncak-puncak bakat (ultimatum potetiae) dari badan, rasa kemauan dan akal. Itulah dikonkretisasikan lebih lagi dalam keterampilan, kecekatan, keadilan kedermawanan, elokuensi, dan fungsi-fungsilain yang di kembangkan dalam tabiat manusia oleh pengalaman dan pendidikan. Lewat fungsi-fungsi itu manusia menyempurnakan kosmos dan mengumanisasikan dirinya. Keselarasan nilai-nilai subyektif diutamakan oleh humanisme klasik.


·         Kebudayaan Objektif
Nilai-nilai imanen dalam kebudayaan subjektif harus menyatakan diri dalam tata lahir sebagai materialisasi institusionalisasi.di sana terbentanglah dunia Kebudayaan Objektif yang amat luas dan serba guna, yang di hasilkan oleh usaha raksasa ratusan angkatan sepanjang sejarah. Sedikit demi sedikit dibina, dengan “trial dan error”, dengan maju mundur, dengan pinjam meminjam antar kebudayaan. Di sana dialog manusia alam memuncak. Nilai-nilai yang di realisasikan secara batin, sekali di proyeksi secara serupa merupakan landasan untuk perkembangan batin lebih lanjut dan demikian terus menerus dalam sarang yang semakin kompleks. Nilai-nilai objektif itu, yang juga di sebut hasil unsur kebudayaan itu dapat di sistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian, antara lain: ilmu pengetahuan, teknologi kesosialan, ekonomi, kesenian, dan agama.
SISTEM SOSIAL
Teori sistem sosial di perkenalkan oleh sosiolog Amerika, Talcot Parsons. Konsep sistem sosial merupakan merupakan konsep relasional sebagai pengganti kosep eksistensional perilaku sosial. Konsep struktur di gunakan untuk analisis abstrak, sedangkan konsep sosial merupakan alat analisis realitas sosial sehingga sistem sosial menjadi suatu model analisis terhadap organisasi sosial. Konsep sistem sosial adalah alat pembantu untuk menjelaskan tentang kelompok-kelompok manusia. Model ini bertitik tolak dari pandangan bahwa kelompok–kelompok manusia merupakan suatu sistem. Tiap-tiap sistem sosial terdiri atas pola-pola perilaku tertentu yang mempunyai struktur dalam dua arti, yaitu relasi-relasi sendiri antara orang-orang bersifat agak menetapdan tidak cepat berubah, dan perilaku-perilaku empunyai corak atau bentuk yang relatif mantap.
      Persons menyusun strategi untuk analisis fungsional yang meliputi semua sistem sosial termasuk hubungan berdua, kelompok kecil, keluarga, organisasi kompleks, da juga masyarakat keseluruhan. Sebgai suatu sistem sosial, ia mempunyai bagian yang saling mengikat satu sama lain dalam kebudayaan yang saling menguntungkan. Dalam suatu sistem sosial paling tidak harus terdapat emapat hal, yaitu:
1.      Dua orang lebih
2.      Terjadi interaksi antara mereka
3.      Bertujuan
4.      Memiliki struktur, simbol, dan harapan-harapan bersama yang pedomaninya.
      Kemudian Persons mengatakan bahwa sistem sosial tersebut dapat berfungsi apabila di penuhi empat persyaratan fungsional, yaitu:
1.      Adaptasi, menunjukan pada keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk menghadapi lingkungannya
2.      Mencapai tujuan, merupakan persyaratan fungsional bahwa tindakan itu di arahkan pada tuuan-tujuan (bersama sistem sosial)
3.      Integrasi, merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interelasi antara para anggota dalam sistem sosial
4.      Pemeliharaan pola-pola tersembunyi, konsep latensi pada berhentinya interaksi akibat keletihan dan kejenuhan sehingga tunduk pada sistem lainnya yang mungkin terlihat
      Model persyaratan fungsional Persons ini dapat di gunakan untuk menganalisis interaksi diantara pola-pola institusional utama di dalam sistem-sistem sosial yang lebih besar. Sistem sosial terdiri atas satuan-satuan interaksi sosial. Unsur-unsur tersebut membentuk struktur sistem sosial itu sendiri dan mengatur sistem sosial. Unsur-unsur sistem soial tersebut terdiri dari:

1.         Keyakinan (pengetahuan)
2.         Perasaan (sentimen)

3.         Kedudukan peranan (status)
4.         Tingkatan atau pangkat (rank)
5.         Kekuasaan atau pengaruh (power)
6.         Sangsi
7.         Sarana atau fasilitas
8.         Tekanan ketegangan (stress-strain)
9.         Tujuan, sasaran, dan cita-cita
10.     Norma


[1]Pengantar Ilmu Antropologi, Prof.Dr.Koentjaraningrat (Jakarta.Rineka Cipta.2009) Hal : 144
[2] Pokok-pokok Antropologi Budaya, T.O.Ihromi (Yayasan Obor Indonesia.2006) Hal :7
[3]Ilmu  Budaya Dasar Suatu Pengantar, M.Munandar Soelaeman (Bandung.Refika Aditama.2001) Hal : 25

BIOGRAFI SOSIOLOGI

Gagasan umum pada masa pencerahan
tokoh  abad pertengahan (ke-18) dalam eksistensi ilmu sosial adalah : Voltaire, Condorcet, mostesquieu, Goethe, gibbon, ferguson, dan kolega-kolega mereka, cara mereka berpikir tidak seragam, tapi ada beberapa proposisi utama yang sedikit banyak lazim dalam pemikiran rasionalisme dan naturalism abad ke-18, yaitu:
1.        Pikiran yang merupakan perangkat yang secara universal dimiliki manusia,
2.       Hakikat manusia sama secara universal, hanya saja perbedaan manifestasi manusia dapat dilihat dari kondisi daerah, latar beakang kehidupandan kebiasaan hidup,
3.       Lembaga (institutions) dibangun bagi manusia, bukan manusia ada untuk lembaga. Intuisi adalah instrument dan berguna dalam kapasitas mereka untuk mengembangkan manusia,
4.       Kemajuan(progress) mrupakan hokum utama masyarakat, keistimewaan masyarakat menurut Condorcet adalah pada perkembangan pemikiran yang continue, setiap zaman memiliki karakteristik permasalahan, akan tetapi hal itu merupakan tahap menuju kemajuan. Karena itu manusia harus memalingkan pandangan dari masa lalu kepada masa depan dan menentukan target masa depan,
5.       Gambaran ideal manusia merupakan realisasi dari kehidupan manusia itu .

Sosiologi berasal dari berbagai disipilin ilmu, struktur ilmunya terakumulasi dari data empirik dan teori ilmu sosial, sosiologi bukan ilmu sosial yang pertama muncul, ada beberapa ilmu yg telah muncul sebelum sosiologi, seperti ilmu politik, ekonomi, geografi.
Ilmu hokum sebagai penunjuk ilmu sosiologi, savigni mengembalikan aspek kehidupan dengan dasar rasional dan pengalaman kehidupan manusia, persamaan logika akan berpengaruh kepada manusia secara otomatis,.
Hasil observasi albion small dalam karyanya origin of sociology di daerah yang belum dikenal kondisi sosialnya, begitupun erich fromm dengan penelitian german constitusional and legal history(1810) menjelaskan sumber materi sejarah dan konsep perkembangan yang terjadi dalam keganjilan institusi sosial,
Auguste comte mengembangkan sosiologi konvensional dalam the cours de philosophic positive(6 vol 1830-42) , yang menjelaskan kondisi sosial organic dalam perkembangan kehidupan manusia dan relasinya, Herbert spencer mengembangkan teori comte dengan tidak membuat transitasi konsep subsistem sosial,
[ sosiologi klasik prof. dr. wardi bachtiar, ms . penerbit rosda. Juni 2006]

Ilmu sosial merupakan disiplin ilmu yang bersahabat dengan disiplin ilmu lainnya, dasar ilmu sosial adalah pengaruh efek samping satu komunitas dengan komunitsa lain , comte, dalam teori sosialnya mengklaim ilmu sosial,





Dalam awal perkembangannya ilmu pengetahuan itu memiliki dua kecenderungan
1.        Ilmu pengetahuan atau sains sangat bergantung pada konteks intelektual disekitarnya
2.       Ide idenya disusun menjadi cabang cabang yang kelak akan lebih memperjelas sains itu sendiri,
Biografi auguste comte

Comte dikenal sebagai bapak sosiolog prancis adalah orang pertama yang menulis tentang reformasi sosial dan gaya baru. Ia pernah tercatat masuk militer pad usia 17 thn, meski dia tidak ikut dalam revolusi prancis, tapi hanya mengambil alih tanah gereja, pernah dipenjara selam aksi terror robe pierre, lalu dia mengabdikan diri pada persosalan reformasi sosial, karya tulis comte:
1.        Introduction to the scientific work of nineteenth century, dipublikasikan pada tahun 1807
2.       The reorganitation of eropean society, tahun 1814
3.       The industrial system, 1821-1822
4.       Political catechisme for industrialist, 1822
5.       New Christianity, 1825
Biografi emile Durkheim


Emile Durkheim 1855-1875 putra seorang yahudi memasuki ecole normale superieure diparis tahun 1879, yang membangkitkan kesukaannya terhadap sosiologi adalah salah satu karya schaffle yg berjudul structural and life of the social body, tahun 1885-86 belajar dijerman. Bukunya yg pertama berjudul the division of labor in society terbitan 1893

MAKALAH PENGANTAR SOSIOLOGI

Lama sekali saya tak posting.. ya berhubung kesibukan sehari-hari yang kian menyita waktu. sekali ada waktu di suruh ngerjain tugas punya adek -_- dasar pemalas juga.. ya mungkin daripada ke hapus karena mau di install ulang Laptopnya mending saya Posting tugas nya,,,



====================================================================


MAKALAH PENGANTAR SOSIOLOGI
Terbuangnya Alokasi Kurikulum 2013 oleh Pemerintah dengan Kurangnya Kesejahteraan Guru Sukarelawan di Pandeglang
Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah Pengantar Sosiologi
Dengan dosen pengampu:
Rizki Setiawan, M.Sosio

                                    










DISUSUN OLEH :
FACHRI HAFIDZIKRI




JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014





Terbuangnya Alokasi Kurikulum 2013 oleh Pemerintah dengan Kurangnya Kesejahteraan Guru Sukarelawan di Pandeglang


Latar Belakang Masalah
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 menyatakan bahwa negara Indonesia akan mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi pada kenyataannya sangat berbeda, negara yang menyatakan akan mensejahterakan kehidupan bangsa, malah terbalik menjadi, menyengsarakan rakyat. Terbukti, banyaknya sarjana-sarjana muda lulusan dari fakultas pendidikan  yang belum menjadi guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) tetapi masih menjadi guru sukarelawan dengan gaji yang sangat rendah. Hal ini di sebabkan karena selalu ada seleksi CPNS setiap tahun. Khususnya guru, seleksi yang dilaksanakan oleh pemerintah tidak sesuai dengan keahliannya, semua lulusan bisa menjadi guru. Seperti sarjana ekonomi yang menjadi guru matematika. ini menyebabkan sarjana dari lulusan keguruan harus bersaing dengan jutaan para CPNS lainnya yang akan mengikuti test.
Di pandang dari sisi management keadaan pendidikan di Indonesia masih kurang baik, tidak mampu memperkirakan apa saja yang akan terjadi di masa yang akan dating, tidak seperti negara tetangga seperti singapura, di Indonesia setiap pergantian presiden selalu berganti kurikulum, itu sangat membebani, alokasi dana yang pemerintah berikan sangat fantastis. Bahkan berteriliunan, buktinya saja alokasi dana dari pemerintah untuk penetapan kurikulum 2013 tidak kurang dari 2,5 triliun, mirisnya penetapan kurikulum 2013 tidak berjalan secara epektif dan di cabut kembali, dana yang di keluarkan pemerintah terbuang sia-sia, sedangkan kesejahteraan guru sukarelawan amat sangat menyedihkan. Mereka menjadi guru sukarelawan dengan gaji yang sangat rendah yaitu sebesar Rp.350.000; / 1 bulan, sedangkan kebutuhan seperti makan dan teransfortasi mereka tanggung sendiri, itu sangat minim.
            Masalah ini pun menjadi gambaran pemerintah tidak mampu mengatur sistem pendidikan. Pemerintah belum berani mengangkat para guru sukarelawan yang sudah mengabdi lebih dari 5 tahun untuk di angkat menjadi PNS.

Rumusan Masalah
1.      Kenapa pemerintah mengadakan seleksi PNS setiap tahun, khususnya untuk menjadi guru dan mengapa meloloskan para sarjana yang bukan dari lulusan keguruan lolos untuk menjadi guru?
2.      Mengapa pemerintah tidak menetapkan UMR sekala nasional kepada guru sukarelawan?




Kasus
Terbuangnya Alokasi Kurikulum 2013 oleh Pemerintah dengan Kurangnya Kesejahteraan Guru Sukarelawan di Pandeglang

            Para sarjana pendidikan yang menjadi guru sukarelawan di sekolah-sekolah dasar di daerah kabupaten Pandeglang mayoritas masih berusia sangat muda 25 s.d 30 tahun, mereka mengaku sudah mengajar lebih dari 5 tahun, selama mengajar mereka mendapatkan gaji yang sangat kecil Rp.350.000; setiap bulan, dalam penelitian yang saya lakukan secara lansung kepada beberapa guru sukarelawan, mereka mengeluhkan pemerintah belum mampu mensejahterakan guru-guru di Indonesia walaupun adanya sertifikasi itu hanya di rasakan oleh para PNS saja sedangkan kami tidak bisa merasakan sertifikasi karena kami bukan PNS, seharusnya pemerintah bersungguh-sungguh untuk bisa mensejahterakan para guru sukarelawan seperti kami bersungguh-sungguh mengajar para siswa1.
Para guru sukarelawan hanya mendapatkan gaji sebesar Rp.350.000; dengan biaya makan dan transfortasi di tanggung sendiri, mengaku sangat kekurangan. Saat penelitian yang saya lakukan kepada guru sukarelawan yang lainnya, ia sudah berumah tangga dengan tanggungan satu istri yang sedang mengandung dan sebentar lagi akan melewati proses persalinan, ia mengaku belum memiliki uang pegangan untuk proses persalinan nanti karena gaji yang ia dapatkan sangat kecil, terlebih lagi ia berumah tangga di luar kabupaten Pandeglang, yakni di kota Serang. Dengan pendapatan yang tidak besar di tambah rumah yang jauh membutuhkan biaya transfortasi yang besar itu akan lebih mengurangi pendapatannya, ketika saya menyarankan untuk membeli rumah di Pandeglang, ia mengatakan jangankan untuk membeli atau mengontrak rumah di Pandeglang, untuk sehari-hari saja saya kekurangan bahkan saya sering meminjam uang kepada para guru PNS jika ada kebutuhan mendadak seperti acara siraman tujuh bulanan istri saya2.

Kejadian ini sangat menggelitik hati dalam keadaan para guru sukarelawan yang bisa dikatakan sedang dalam kesengsaraan, pemerintah malah berusaha memperbaharui kurikulum pendidikan yang menghabiskan dana sangat besar dan tidak efektif pula, uang secara percuma hilang, jika saja anggaran tersebut di gunakan untuk mensejahterakan para guru sukarelawan yang sangat membutuhkan biaya pasti akan lebih bermanfaat.
Para guru sukarelawan mengaku jika mereka ingin sedikit mendapatkan tambahan    penghasilan mereka harus bekerja lagi setelah mengajar. Maksudnya, mereka menjadi operator komputer untuk mengerjakan laporan-laporan yang tidak sempat para PNS kerjakan, belanja kebutuhan peralatan dan perlengkapan sekolah. dari mengerjakan pekerjaan tambahan seperti membuatkan laporan-laporan itu mereka mendapatkan pendapatan tambahan, setidaknya untuk membiayai keluarganya di rumah.
Pemerintah tidak terlihat peranannya dalam hal mensejahterakan rakyat, selalu menganggarkan biaya yang sangat besar dan tidak mendapatkan hasil yang besar, semua rencana-rencana yang di canangkan tidak pernah berjalan secara sempurna, jangankan untuk mencapai sempurna untuk mendekatinyapun sangat sulit, malahan dikatakan masih belum setengahnya, buktinya saja pemerintah mencanangkan kurikulum 2013 yang di gadang-gadang akan membuat para siswa-siswi akan menjadi lebih mandiri, aktif dan kreatif. Buktinya belum sampai satu tahun kurikulum itu di tarik kembali karena gurunya saja belum paham sepenuhnya teori-teori akademi dalam kurikulum 2013.
Pemerintah belum berani menetapkan UMR sekala nasional bagi para guru sukarelawan, hal ini menyebabkan para guru sukarelawan yang ada di pandeglang mendapatkan pendapatan yang sangat kecil karena pendapatan kabupaten Pandeglang yang masih rendah, para guru sukarelawan mendapatkan uang tambahan dari sumbangan guru PNS yang ada di tempat mereka mengajar. Yakni bendahara sekolah memotong gaji guru PNS sebesar Rp.50.000/1 guru secara ikhlas. Dari situ saya mendapatkan uang tambahan lagi3   


Selain ketidak adilan  pemerintah untuk mendapat bayaran yang seharusnya sesuai dengan kerjanya, mereka pun mendapatkan tekanan mental dan harus memiliki kesabaran yang kuat karena  mereka bekerja dari pagi sampai sore tetapi pendapatan yang mereka dapatkan sangat kecil. Para guru sukarelawan sangat membutuhkan bantuan pemerintah, seperti jaminan kesehatan, jaminan kesejahteraan dan lainnya itu sangat mereka butuhkan, pengabdian yang mereka lakukan harusnya sebanding dengan gaji yang mereka dapatkan.
Seharusnya para guru sukarelawan yang sudah mengabdi lebih dari 3 tahun secepatnya di angkat menjadi PNS agar kesejahteraan mereka terjamin. Program seleksi CPNS semestinya sesuai dengan keahliannya agar semuanya berjalan baik.




Pembahasan

Analisis kasus dengan Teori social konflik
Karena sumbangsihnya menjadi pembela kaum buruh untuk mempertahankan hak dan kebebasan mereka yang sebelumnya selalu menjadi ‘kuda tunggangan’ bagi kaum kapitalis, Karl Marx (1818-1883) menduduki tangga ke dua puluh tujuh dari seratus tokoh yang berpengaruh dalam sejarah4. kutifan ini menurut pandangan saya sangat menarik untuk di samakan dengan guru sukarelawan. Karena para guru sukarelawan tersebut masih di pandang seperti seorang buruh oleh paemerintah, buktinya saja pendapatannya di sesuaikan dengan pendapatan perdaerahnya, ini menyebabkan para guru tersebut sangat kekurangan pendapatannya.
Berdasarkan kenyataan di atas, kedua kelas berbeda memiliki fungsi sosial yang berbeda-beda yaitu kelas bourgeois yang memiliki alat-alat produksi dan menguasai proses produksi secara keseluruhannya, sedangkan kelas proletariat juga dianggap sebagai ‘objek’ dalam proses produksi dengan menjual ‘tenaga kerja’ mereka dan mengenakan gaji atau upah yang rendah5. Pemerintah sebagai kaum penguasa yang memiliki wewenang-wewenang secara keseluruhan. Sedangkan para guru sukarelawan dianggap sebagai kelas kaum buruh yang dianggap sebagai objek utama dengan menjual tenaganya dengan di bayar menggunakan gaji yang kecil nominalnya.





Penegasan
            Menurut pendapat saya tentang permasalahan yang di bahas dalam Essay ini  melibatkan dua pihak, baik pihak yang menjadi korban maupun pihak yang menjadi pelaku. Para guru sukarelawan membutuhkan kesejahteraan sedangkan pemerintah sangat acuh kepada keinginan para guru sukarelawan yang sudah mengabdi selama bertahun-tahun, ini menyebabkan permasalahan yang sangat serius. Solusi yang tepat menurut saya angkat mereka menjadi PNS  hentikan seleksi CPNS yang di angkat tiap tahun sampai semua para guru sukarelawan sudah menjadi PNS.




Daftar Pustaka :
Sumber buku
Hart, M. H. 1993. 100 A Ranking of the Most Influential Person in History. New York : A Citadel Press Book.
McLellan, D. 1977. Karl Marx: Selected Writing. London : Oxford University.



Sumber wawancara
Dilakukan dengan beberapa guru sukarelawan dan guru PNS



 [1] Sumber wawancara secara langsung dengan guru sukwan berinisial O
2 Sumber wawancara secara langsung dengan guru sukwan berinisial S  sudah berumah tangga
3. hasil wawancara secara langsung dengan guru PNS berinisial A S
[3] Hart, M. H. 1993. 100 A Ranking of the Most Influential Person in History. New York : A Citadel Press Book.
4 McLellan, D. 1977. Karl Marx: Selected Writing. London : Oxford University.